Lem Kayu Fox? Phaeton? Crossbond? Pilih Mana ya?
Di toko-toko bangunan hingga craft, kita akan melihat aneka merek lem kayu yang dijual. Dari mulai lem kayu fox, Eva Phaeton, hingga lem kayu Crossbond tersedia dalam berbagai pilihan dan harga. Bagaimanakah cara paling tepat untuk memilih adhesive yang tepat dari aneka lem ini? Yuk, simak tips dari kami berikut ini.
Pemilihan lem kayu yang tepat sangat penting untuk menghasilkan perekatan berkualitas. Sayangnya, memilih lem yang paling tepat memang tak semudah yang kita kira. Banyak hal harus dilalui, bahkan kadang melalui trial dan error yang menghabiskan dana tak sedikit. Apalagi bila kita masih awam di dunia woodworking. Untuk itulah pada kesempatan ini, akan kami sajikan beberapa tips agar pemilihan lem kayu menjadi lebih tepat. Anda bisa mengaplikasikan tips ini untuk membeli lem dari merek apapun.
Brand Bukan Segalanya
Hal pertama yang harus Anda ingat adalah masalah “nama besar brand”. Meski sedikit banyak bisa dijadikan jaminan, namun tak selamanya brand besar menandakan kualitas yang baik. Pasalnya, kadang kala sebuah merek menjadi terkenal bukan karena kualitasnya namun karena sistem pemasarannya yang bagus. Jadi Anda jangan pernah membeli lem yang belum diketahui semata-mata karena brand atau merk-nya.
Sesuai Tipe Perekatan
Kebutuhan perekatan sangat berbeda antara yang satu dengan yang lain. Ada kalanya perekatan dilakukan untuk mengisi celah, namun ada kalanya perekatan membutuhkan lem yang viskositasnya medium. Hal-hal seperti ini wajib Anda perhatikan. Dan untuk memilih lem yang sesuai tipe perekatan, maka Anda harus tahu dulu tipe perekatan yang Anda inginkan. Contoh lem berdasarkan tipe perekatannya adalah Crossbond X3 untuk perekatan konstruksi dan Crossbond X4 untuk perekatan laminasi.
Jangan Mengandalkan Nominal Murah
Bila Anda ingin hemat, jangan sekali-kali hanya melihat harga lem, baik itu harga lem kayu fox maupun harga lem kayu Crossbond. Sebab, harga murah belum tentu berkorelasi dengan budget pengeleman. Ada kalanya lem yang murah menyebabkan pengeleman menjadi gagal sehingga harus diulang. Budget pun membengkak gara-gara lem yang konon murah tersebut.